Minggu, 31 Oktober 2010

Laporan PPL


BAB I
PENDAHULUAN

1.1Tinjauan Teoritis Proses Pembelajaran
Belajar, perkembangan, dan pendidikan suatu peristiwa dan tindakan sehari-hari. Dari siswa sebagai pelaku belajar dari sisi guru sebagai pembelajar, dapat ditentukan adanya perbedaan dan persamaan. Hubungan guru dengan siswa adalah hubungan fungsional, dalam arti pelaku pendidik dan pelaku terdidik. Dari segi proses, belajar dan perkembangan merupakan proses internal siswa. Pada belajar dan perkembangan, siswa sendirilah yang mengalami, melakukan dan menghayati,. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan satuan tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan. Dengan adanya belajar terjadilah perkembangan jasmani dan mental siswa. Pendidikan merupakan ekstern bagi terjadinya belajar (Monk. Knoers, siti Rahayu, 1989; Biggs dan Telfer, 1987;Winkel,1991).
            Bahan belajar dapat berwujud benda dan isi pendidikan. Isi pendidikan tersebut dapat berupa pengetahuan, prilaku, nilai, sikap dan metode pemerolehan. Bahan pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa harus disesuaikan dengan kemampuan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan baik di dalam kegiatan belajar mengajar.
Strategi belajar merupakan suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bias diartikan sebagai pola umum kegiatan guru murid dalam perwujudan kegiatan belajar mangajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Istilah strategi mula-mula dipakai didalam kalangan militer dan diartikan sebagai seni dalam merancang (operasi) peperangan terutama yang erat kaitannya dengan gerakan pasukan dan navigasi ke dalam posisi perang yang dipandang paling menguntungkan untuk memperoleh kemenangan. Penetapan strategi tersebut harus didahului oleh analisis kekuatan musuh meliputi jumlah personal, kekuatan persenjataan, kondisi lapangan, posisi musuh dan sebagainya. Dewasa ini istilah strategi banyak digunakan oleh bidang-bidang ilmu lain, termasuk bidang ilmu pendidikan. Dalam kaitannya dengan belajar mengajar, pemakaian istilah strategi dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu system lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar. Maksudnya agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai secara berdaya guna dan berhasil guna kegiatan belajar mengajar yang diambil untuk mencapai tujuan secara efektif. Untuk melakukan tugas secara professional, guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan sstrategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang dirumuskan, baik dalam arti efek instruksional (tujuan belajar yang telah dirumuskan secara eksplisit dalam proses belajar mengajar), maupun dalam arti efek pengiring (hasil ikutan yang didapat dalam proses belajar, misalnya kemampuan berfikir kritis, kreatif, sikap terbuka setelah siswa mengikuti diskusi kelompok kecil dalam proses belajar). (Hornby, 1973 ; 1997).
Menurut Newman dan Logan Strategi dasar arti setiap usaha meliputi empat masalah yaitu :
  1. Pengidentifikasi dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil yang harus dicapai dan menjadi sasaran usaha tersebut, denga mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang memerlukan.
  2. Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang ampuh untuk mencapai suatu sasaran pembelajaran.
  3. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai akhir.
  4. Pertimbangan dan penetapan tolak ukur dan ukuran baku yang akan digunakan untuk menilai keberhasilan usaha yang dilakukan.

Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses sederhana memberikan/menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, objek dan masih banyk yang lain (Devies, 1981:3).Evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu(Wand and Brown 1986:1). Evaluasi sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu berdasarkan criteria tertentu melalui penilaian. Untuk menentukan nilai melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian baru membandingkannya dengan kriteria. Walaupun tidak semua proses evaluasi melalui pengukuran, seorang calon guru/guru perihal penilaian. Pengukuran lebih menekankan pada proses penentuan kuantitas sesuatu melalui membandingkan dengan satuan ukuran tertentu (Arikunto, 1990 ; Nurkancana, 1986).

1.2 Program Pengalaman Lapangan
Sebagaimana kerangka acuan rancangan dan pelaksanaan PPl ada beberapa tahapan yang harus di tempuh praktukan, tahapan kegiatan dalam praktik tersebut merupakan muara pengalaman yang sangat berguna bagi mahasiswa calon guru apabila nanti terjun ke dunia pendidikan yang sebenarnya,. Baik itu kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Tahapan kegiatan selama PPL di SMA WINDU WACANA Kota Cirebon menekankan kedisiplinan dan tepat waktu dalam kegiatan.
Tahapan-tahapan kegiatan selama PPL di SMA WINDU WACANA Kota Cirebon adalah sebagai berikut :
  1. Untuk pertama kali praktikan mengenal lingkungan sekolah yaitu dengan mengadakan observasi secara menyaluruh.
  2. Praktikan mendata keadaan lingkungan sekolah baik yang berupa sarana maupun prasarana yang ada di SMA WINDU WACANA Kota Cirebon secara umum.
  3. Pengenalan dengan semua guru dan staf di SMA WINDU WACANA Kota Cirebon.
  4. Memberikan bekal dasar dan melatih mahasiswa calon guru agar mampu dan terampil membimbing kegiatan ekstrakurikuler.

1.3 Tujuan PPL
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mem bawa dampak terhadap pembangunan di Indonesia dan mengingat kita kepada tatanan kehidupan dunia baru. Untuk itu kita harus turut serta dalam menggapai kemakmuran. Kita tidak lepas pada peranan pendidikan dan dapat di andalkan.
Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu meningkatkan kualitas manusia seutuhnya, dan merupakan kerangka acuan yang mengarah pada pencapaian Pendidikan Unswagati Cirebon memprogramkan kegiatan PPL.

1.4 Tujuan PPL Secara umum
Proram Pengenalan Lapangan (PPL) kependidikan FKIP Unswagati Cirebon bertuan agar para praktikan memperoleh pengalaman pendidikan dilapangan, sebagai upaya lembaga untuk menghasilkan guru yang siap pakai dengan mempunyai kompetensi dan dedikasi yang tinggi. Pengalaman yang diharapkan yaitu memiliki pengetahuan, keterampilan serta sikap profesionalisme keguruan yang memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang sedang membangun melalui pendidikan dan juga mampu menerapkan serta menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab, baik di sekolah maupun diluar sekolah.

1.5 Tujuan PPL Secara Khusus 
Dengan pelaksanaan PPL adalah merupakan titik awal untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah di dapat selama kuliah di Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di Universitas Swadaya Gunung Jati. Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan pelaksanaan PPL sebagai berikut:
  1. Praktikan dapat menambah wawasan pengetahuan baik teori dan praktikan pada bidang disiplin ilmu kependidikan.
  2. Praktikan dapat menambah pengetahuan baik teori dan pengalaman mengajar sesuai dengan proses program studinya.
  3. praktikan dapat melakukan proses belajar mengajar yang baik sesui dengan tuntutan profesi seorang guru.
  4. praktikan mampu mengembangkan etika-etika keguruan, sesuai dengan tututan seorang guru / tenaga kependidikan yang professional.
  5. Memberikan bekal dasar dan melatih mahasiswa calon guru agar terampil di depan kelas.
  6. Memberikan bekal dasar dan melatih mahasiswa calon guru agar terampil dan mampu mengerjakan administrasi pengajaran maupun administrasi sekolah lainnya.
Semua kegiatan tersebut merupakan tahapan mengumpulkan pengalaman yang dapat dijadikan pedoman yang sangat berharga untuk masa yang akan datang.

1.6 Persiapan Program Kegiatan PPL
1.6.1 Persiapan di kampus
Dalam melakukan kegiatan PPL kami sebagai praktikan diberikan bekal yang bermanfaat. Semua praktikan dari semua program studi yang masuk FKIP diberikan arahan tentang gambaran umum. Bagaimana seorang guru dalam menghadapi tingkah laku siswa didalam kelas, praktikan diberikan materi bagaimana mengajar yang baik dan terencana, praktikan diberikan materi bagaimana mengatasi kelas yang besar, dalam persiapan ini juga praktikan dituntut untuk disiplin karena ketika praktikan memasuki sekolah yang dituju praktikan tidak merasa kaget akan kedisiplinan di sekolah tersebut.

1.6.2 Persiapan di Sekolah
Persiapan ini praktikan melakukan observasi ke sekolah yang akan dijadikan tempat PPL, dalam persiapan di sekolah kami harus mengetahui ruangan-ruangan yang ada di sekolah tersebut, seperti kelas, ruang guru, ruang TU, perpustakaan, ruang WC, ruang kepala sekolah dan lain-lain. Itu semua demi lancarnya kegiatan PPL yang kami lakukan. Praktikan juga diberikan bimbingan oleh guru pamong yaitu persiapan proses belajar mengajar dan persiapan bahan materi serta pembuatan rencana pembelajaran yang kita dapatkan pada saat praktikan melakukan observasi. Karena rencana pembelajaran sangat penting demi terlaksananya KBM. Dalam pembuatan rencana pembelajaran praktikan harus memperlihatkan terlebih dahulu kepada guru pamong untuk disetujui sebagai acuan kegiatn mengajar, karena mungkin saja apa yang didapatkan di fakultas berbeda dengan yang ada di sekolahan maka praktikan harus menyesuaikan dengan yang ada di sekolah.